RENE
DECRATES
Para
filsuf rasionalisme adalah mereka yang: pertama, mengatakan bahwa
kekuatan akal pada diri manusia yang dalam pandangan mereka merupakan suatu
kekuatan instinktif adalah sumber dari semua ilmu yang hakiki, atau merupakan
sumber dari dua sifat dari ciri ilmu hakiki secara khusus, yaitu urgensitas (dharurah)
dan kebenaran mutlak (al-shidq al-mutlaq). Kedua, berkaitan dengan alam
kosmik, para penganut rasionalisme menerima adanya wujud spiritual atau rasio
yang merupakan asal usul dari segala entitas. Kita akan mengkaji rasionalisme
ini pada tokohnya yang paling terkenal diantaranya adalah Rene Descartes.
Pokok pemikiran descartes
menghasilkan karyanya antara lain yaitu :
I. Pengetahuan yang Pasti
Karya
filsafat Descrates dapat dipahami dalam bingkai konteks pemikiran pada masanya,
yakni adanya pertentangan antara scholasticism dengan keilmuan baru
galilean-copernican. Atas dasar tersebut ia dengan misi filsafatnya berusaha
mendapatkan pengetahuan yang tidak dapat diragukan. Metodenya ialah dengan
meragukan semua pengetahuan yang ada, yang kemudian mengantarkannya pada
kesimpulan bahwa pengetahuan yang ia kategorikan ke dalam tiga bagian dapat
diragukan.
1.Pengetahuan
yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan, semisal kita memasukkan
kayu lurus ke dalam air maka akan tampak bengkok.
2.Fakta umum
tentang dunia semisal api itu panas dan benda yang berat akan jatuh juga dapat
diragukan. Descrates menyatakan bagaimana jika kita mengalami mimpi yang sama
berkali-kali dan dari situ kita mendapatkan pengetahuan umum tersebut
3.Logika dan
Matematika prinsip-prinsip logika dan matematika juga ia ragukan. Ia menyatakan
bagaimana jika ada suatu makhluk yang berkuasa memasukkan ilusi dalam pikiran
kita, dengan kata lain kita berada dalam suatu matriks.
II. Ontologi Tuhan dan Benda
Berangkat
dari pembuktiannya bahwa pikiran itu eksis, filsafatnya membuktikan bahwa Tuhan
ada dan kemudian membuktikan bahwa benda material ada.
Descrates
mendasarkan akan adanya Tuhan pada prinsip bahwa sebab harus lebih besar,
sempurna, baik dari akibat. Dalam pikiran Descrates ia memiliki suatu gagasan
tentang Tuhan adalah suatu makhluk sempurna yang tak terhingga. Gagasan
tersebut tidak mungkin muncul/disebabkan oleh pengalaman dan pikiran diri
sendiri, karena kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak sempurna dan
dapat diragukan sehingga tidak memenuhi prinsip sebab lebih sempurna dari
akibat. Gagasan tentang Tuhan yang ada dalam kepala (sebagai akibat) hanya bisa
disebabkan oleh sebuah makhluk sempurna yang menaruhnya dalam pikiran saya,
yakni Tuhan.
III. Metafisika
Bagi Rene
Descrates, realitas terdiri dari tiga hal. Yakni benda material yang terbatas
(objek-objek fisik seperti meja, kursi, tubuh manusia, dan sebagainya), benda
mental-nonmaterial yang terbatas (pikiran dan jiwa manusia), serta benda mental
yang tak terbatas (Tuhan).
Ia juga
membedakan antara pikiran manusia dan tubuh fisik manusia. Pembagian ini juga
mengantarkannya pada pembagian keilmuan. Realitas material sebagai ranah bagi
keilmuan baru yang dibawa Galileo dan Copernicus, realitas mental bagi keilmuan
dalam bidang agama, etika, dan sejenisnya.
Namun,
dualismenya ini juga yang kerap kali menjadi kritikan bagi berbagai filsuf
lainnya seperti Barkley misalnya. Problem utama dari dualisme tersebut ialah
bagaimana pikiran dan tubuh berinteraksi satu sama lainnya. serta terjebak
dalam pilihan ekstrem, baginya benda hidup selain manusia (contoh:hewan) tidak
memiliki pikiran dan jiwa, sehingga hanya dipandang sebagai bentuk material
sama halnya seperti mesin.
Refrensi
:
http://www.nuraminsaleh.com/2013/01/rene-descartes-dan-pemikirannya.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ren%C3%A9_Descartes
JESSICKA KUPUTRI
201471060
Tidak ada komentar:
Posting Komentar